Jangan pernah sepelekan istri!
Banyak orang yang beranggapan bahwa istri yang cuma di rumah itu nggak kerja sama sekali. Mereka hanyalah ibu rumah tangga. Hal itu juga dialami oleh sepasang suami istri yang kisahnya jadi viral di media sosial ini.
Dilansir dari sebuah akun Facebook yang bernama
Ryshell Castleberry, ada sebuah kisah yang bener-bener nampar banyak orang, terutama para suami. Status itu udah dibagikan sebanyak lebih dari 300 ribu kali dan mendapatkan like lebih dari 600 ribu.
Kembali ke kisah pasangan suami istri. Suatu hari sang suami mendatangi seorang psikolog. Tidak diceritakan dengan detail alasan utama sang suami mendatangi psikolog. Namun sepertinya sang suami beranggapan sang istri cuma bisa menghabiskan uang, namun tidak bekerja.
Sang suami yang bernama Rogers kemudian ditanya, dia kerja dimana. Ternyata dia kerja di sebuah bank. Saat ditanya lagi tentang istrinya, dia menjawab bahwa istrinya pengangguran. Dia hanya seorang ibu rumah tangga.
Berikut percakapan sang suami dan psikolog:
Psikolog: Apa pekerjaanmu sehari-hari?
Suami: Saya seorang akuntan di sebuah bank.
Psikolog: Istrimu?
Suami: Dia tidak bekerja. Dia seorang ibu rumah tangga.
Psikolog: Siapa yang menyiapkan sarapan untuk keluargamu?
Suami: Istriku, karena dia tidak bekerja.
Psikolog: Jam berapa biasanya istrimu bangun tiap harinya?
Suami: Dia bangun pagi-pagi buta karena harus menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Dia juga menyiapkan bekal makan siang untuk anakku, memastikan mereka berpakaian dengan baik, dan menyisir rambutnya dengan rapi. Dia juga menyiapkan sarapan, membantu anak-anak kami menyikat gigi mereka, dan menyiapkan kebutuhan sekolah mereka. Dia biasanya bangun dengan anak kami yang masih bayi, menggendongnya dan mengganti popoknya, menyusui dan membuatkan snacks untuk anakku.
Psikolog: Siapa yang mengantar anakmu ke sekolah?
Suami: Istriku yang mengantar mereka, karena istriku pengangguran di rumah.
Psikolog: Setelah mengantar mereka ke sekolah, apa yang istrimu lakukan?
Suami: Biasanya dia mengecek kembali apa yang harus dia lakukan di hari itu, seperti membuang sampah, membayar tagihan listrik dan air, atau belanja kebutuhan makan malam. Dia juga membeli barang-barang yang sudah habis seperti sabun, pasta gigi atau lainnya. Jika ada yang terlupa, dia biasanya balik lagi ke supermarket sambil menggendong bayi kamu. Saat pulang ke rumah, dia menyiapi bayi kami dan menyusuinya lagi, lalu menidurkan si bayi. Setelah itu dia mencuci pakaian, membersihkan dapur dan seisi rumah. Semua itu dia lakukan karena dia tidak bekerja. Ia hanyalah seorang pengangguran.
Psikolog: Saat sore, setelah kamu pulang dari kantor, kamu ngapain?
Suami: Istirahat. Aku capek setelah bekerja seharian di bank.
Psikolog: Apa yang dilakukan istrimu saat malam hari?
Suami: Menyiapkan makan malam, melayani anak-anak dan aku, mencuci piring sisa makan malam, membersihkan rumah lagi dan memastikan semua pintu dan jendela sudah dikunci. Mengurus anak-anak sebelum mereka tidur, mengganti pakaian dan popok. Kadang dia harus menyusui sampai larut malam juga karena dia nggak bekerja besok paginya.
Dan kemudian psikolog menutup konsultasi hari itu dengan kata-kata yang menampar sang suami.
Psikolog: Kamu itu berpendidikan, tapi bodoh. Kamu nggak sadar istrimu bekerja selama hampir 24 jam dalam sehari, tanpa mengenal hari senin atau hari minggu. Dia bekerja sebagai seorang ibu, sebagai jam weker yang selalu membangunkan keluarganya, tukang masak yang selalu menyiapkan makanan untuk keluargamu, tukang cuci yang selalu memastikan pakaian yang kalian kenakan bersih dan rapi, housekeeper yang selalu menjaga kebersihan dan kelayakan rumah untuk ditinggali keluargamu, sekaligus babysitter yang selalu menjaga anak-anakmu, tanpa menuntut gaji tetap ataupun asuransi kesehatan, apalagi hari libur layaknya pekerja kantoran. Dan kamu masih menganggapnya seorang pengangguran?
Jangan pernah remehkan istri, atau ibumu yang pekerjaan utamanya adalah ibu rumah tangga. Karena sesungguhnya pekerjaan mereka jauh lebih berat dari kalian para suami.
Sumber :
https://keepo.me/ayesha/suami-menganggapnya-pengangguran-wanita-ini-diam-diam-melakukan-pekerjaan-terberat-di-dunia-kisahnya-nampar-banget
No comments:
Post a Comment