--> 7 Eksperimen 'ngeri' ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot | KEEPO-ID

Thursday, July 27, 2017

7 Eksperimen 'ngeri' ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

| Thursday, July 27, 2017

7 Eksperimen 'ngeri' ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot


Manusia adalah makhluk yang tak mudah puas. Hal itulah yang mendorong para ilmuwan untuk berkarya menghasilkan berbagai apa yang jadi keinginan dan kebutuhan manusia. Seringkali, kebutuhan tersebut mulai tak masuk akal.

Berangkat dari hal tersebut, lahirlah sebuah aspek dalam teknologi yang disebut bionik, di mana struktur anatomik manusia diubah dengan komponen elektronik atau mekanik.

Itu pun tak berhenti begitu saja. Masih banyak hal lain yang dikembangkan secara eksperimental dan mengerikan, sehingga menghasilkan manusia yang bisa menyerupai robot di masa depan.

Berikut beberapa eksperimen mengerikan dari para ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot.

1. Implan otak
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

Ilmuwan kini sedang gencar mencoba melakukan implan otak kepada tikus, agar tikus percobaan tersebut memiliki 'indera ke enam,' yang membuatnya mampu untuk melihat dalam kegelapan.

Peneliti bahkan menilai bahwa sangat besar kemungkinan untuk 'memasang' sensor di otak agar manusia bisa lebih peka dengan berbagai bentuk sinar, seperti ultraviolet, gelombang mikro ataupun x-ray.

Dalam studi ini, para ilmuwan mengimplan 4 buah elektroda di beberapa bagian otak yang memiliki respon perasa di seekor tikus. Setiap buah elektroda terkoneksi dengan sensor yang dapat menangkap cahaya inframerah.

Dalam pengembangan awalnya yang hanya menggunakan sebuah sensor, butuh sebulan bagi tikus untuk beradaptasi dengan implan baru di otaknya tersebut. Karena dalam satu bulan, tikus tersebut baru bisa mendeteksi inframerah di atas tempat makannya, dan menyadari bahwa dia harus menekan sebuah tombol untuk membuka makanannya.

Namun ketika sudah dipasang 4 sensor, tikus tersebut mampu bereaksi terhadap inframerah hanya dalam waktu kurang dari 4 hari.

Sang kepala peneliti, Dr Miguel Nicolelis, seorang ahli saraf dari Duke University Medical Centre di Durham, North Carolina, Amerika Serikat, percaya bahwa otak mamalia mampu beradaptasi terhadap hal baru. Penelitian ini membuktikan hal tersebut, serta memberi kemungkinan bagi otak manusia untuk mengembangkan kekuatan super.

Hal ini mungkin bisa diaplikasikan ke manusia sebagai sebuah 'kekuatan super,' namun peneliti sebenarnya bertujuan untuk membantu manusia yang kehilangan penglihatannya, untuk dapat melihat lagi, meski hanya dapat mendeteksi dari panasnya saja.

Selain itu, dunia militer juga dapat menggunakan hal ini untuk melacak musuh dari kegelapan dengan inframerah, bahkan bisa melihat musuh dari balik tembok dengan gelombang mikro.


2. Tulang rawan yang dicetak 3D Printer
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

Tulang rawan adalah bagian tubuh yang penting. Tulang yang lunak tersebut memberikan struktur bagi tubuh, dan beberapa organ penting, serta melindungi sendi yang terdapat di antara tulang. Tentu akan sangat berbahaya jika tulang rawan ini rusak, karena tulang ini tak bisa regenerasi.

Namun teknologi kini memberikan solusi bagi hal ini. Dilansir dari CNET, bidang baru yang cukup menarik, yakni 'bioprinting' yang merupakan sebuah bidang yang memproduksi materi-materi biologis dengan sistem 3D printing, sedang mengembangkan tulang rawan yang merupakan hasil cetak 3D.

"Bioprinting 3 dimensi adalah sebuah teknologi yang di harapkan dapat memberikan revolusi pada bidang medis terutama regenerasi di bidang ilmu kedokteran," ungkap Gatenholm.

Hal ini dilakukan para ilmuwan, berkolaborasi dengan para ahli bedah plastik, untuk membuat tulang rawan yang mungkin rusak karena kecelakaan atau kanker. Yang dikerjakan adalah tulang rawan untuk telinga dan hidung, di mana itu adalah bagian tulang rawan yang sulit dibenahi oleh ahli bedah.

Metode yang digunakan untuk membuat tulang rawan tersebut, adalah dengan mengimplan sel pembangun tulang rawan di sebuah medium, lalu menumbuhkannya di kondisi yang mirip dengan di tubuh manusia. Pada langkah terakhir, 3D printer akan mencetak selnya yang telah tumbuh agar bentuknya menyerupai tulang rawan yang asli.

Kunci dari pengembangan teknologi ini adalah medium yang pas dalam mengembangkan sel tulang rawannya. Oleh karena itu, mereka menggunakan polisakarida dari tumbuhan alga dan fibril selulosa dari batang kayu, untuk membuat struktur tulang rawan tetap berbentuk sempurna.

3. Teknologi eksternal dan perbaikan gen yang lahirkan manusia super
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

Dalam berbagai eksperimen, manusia telah menjadi objek teknologi itu sendiri. Karena seperti yang dilansir dari Daily Mail, ilmuwan sedang mencoba agar nantinya teknologi akan menjadikan manusia bersatu dengan komputer.

Hal ini dikemukakan seorang futurologist bernama Dr. Ian Pearson. Dari sini akan lahir spesies baru bernama Homo Optimus. Fenomena ini diramalkan akan terjadi di 2050.

Homo Optimus punya kemampuan untuk mengunggah pemikiran dan pengalaman dan disimpan secara online. Pemikiran dan pengalaman inilah yang disimpan untuk digunakan oleh generasi masa depan mereka. Hal ini akan menjadikan manusia tidak lagi sepenuhnya seorang manusia, namun manusia yang terkomputerisasi, dengan kemampuan, indera dan pemikiran yang jauh lebih superior daripada manusia biasa.

Di penghujung abad ini, diramalkan akan ada berbagai macam tipe manusia, yang tentunya tidak 'murni' secara biologis. Seperti contohnya 'hybrid manusia dan mesin,' serta manusia yang hidup di sebuah 'badan android.'

Kekuatan fisik akan lebih tinggi, karena sebuah 'otot' tambahan yang terbuat dari gel polymer akan terpasang di berbagai bagian tubuh.

Bahkan, nantinya manusia super ini tidak akan meninggal. Homo optimus mungkin akan meninggal secara biologis, namun mereka akan menjalani 'kehidupan yang kekal secara elektronik.'

4. Organ yang 'ditumbuhkan' di laboratorium
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

Jika umat manusia sebelum ini kenal istilah kloning, ternyata ilmuwan juga mengembangkan sebuah teknologi berupa organ yang dikembangkan di laboratorium, untuk memasok organ bagi mereka yang membutuhkan. Penelitian tentang ini sudah dijalankan sejak lama mengingat banyak orang yang meninggal karena menunggu donor organ yang sifatnya tidak pasti.

Sama seperti kloning pula, organ yang dikembangkan di laboratorium ini akan mengandung DNA dari seseorang yang akan jadi penerima organ ini. Meski demikian, prosesnya agak berbeda dari kloning.

Organ ini diproduksi dengan menggunakan 3D printer dengan media biopsi para organ, jadi tetap berupa sel-sel hidup yang dijaga tetap sehat dengan menggunakan nutrien. Terdapat keterbatasan karena organ yang diproduksi hanya organ sederhana, yakni kulit, hati, dan kandung kemih. Namun dengan penelitian yang lebih rumit dan canggih, organ lebih rumit tentu bisa diproduksi dan manusia bisa makin tinggi angka harapan hidupnya.


5. Nanoteknologi
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

Bayangkan jika ada mesin yang sangat kecil di dalam tubuh manusia, mengambang di aliran darah, dan bertugas untuk menjaga apa yang ada di dalam tubuh kita tetap berjalan sempurna. Benar, konsep ini tak cuma angan-angan, pasalnya metode ini telah diuji coba di MIT oleh para ilmuwan, dengan objek tikus. Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menggunakan partikel nano untuk menghancurkan tumor ovarium pada tikus. Selain itu, pada manusia juga telah diuji coba metode serupa untuk pembekuan darah.

Hal ini jika diterapkan dengan jumlah masif pada manusia, tentu akan membuat manusia akan punya angka harapan hidup lebih lama. Ketika jaringan atau organ terkikis, robot-robot mikro ini bisa membenahinya. Jika ini benar-benar terjadi, yang mana hal ini telah dilakukan dalam skala kecil, takdir bisa dilawan.


6. DNA Digital yang buat manusia 'tidak mati'
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot

Kode genetik manusia yang tersimpan di dalam DNA, berisi lebih dari 1,5 gigabyte informasi. Itu berarti, file DNA tersebut mampu mengisi sebuah Blu-Ray tersimpan di organ yang kecilnya bahkan tak bisa kita lihat.

Menurut sebuah penelitian yang dikutip oleh The Huffington Post, 99,9 persen dari informasi yang ada di DNA manusia, semuanya dimiliki juga oleh manusia lain. Hal ini berarti ada 0,1 persen informasi yang sifatnya individual. Dengan ini, ada sekitar 1 megabyte data dari diri kita yang tak pernah dibagi dengan orang lain.

Dari pemikiran ini, bayangkan jika kita bisa 'menyimpan' informasi digital dari diri kita. Mengingat para peneliti telah mengembangkan cara untuk mengembangkan organ manusia secara struktural, hal ini bisa membuat seseorang terlahir kembali dengan memori yang utuh!

Hal ini bisa dilakukan dengan cara kloning, dan pengembangan dalam DNA dan sel induk sedikit memberi 'harapan' dalam hal kloning. Tentu hal ini tak cukup. Memori, emosi, dan pengalaman yang dapat membentuk kepribadian tak bisa dibentuk begitu saja dengan kloning.

Para ahli saraf pun telah melakukan pemetaan pada otak manusia dan mencoba memahami fungsi dari saraf dan bagaimana cara mereka berkomunikasi antar saraf, hingga bagaimana memori terbentuk, dan bagaimana memori tersebut tersimpan.

Sejauh ini, prestasi tertinggi yang dilakukan oleh para peneliti terkait saraf adalah faktor alam bawah sadar, di mana mereka mampu menghapus dan mengganti memori dalam otak tikus.

Namun hal ini masih belum menjadikan membuktikan apa-apa dalam konteks otak manusia. Para pakar masih belum bisa mengerti bagaimana cara neuron terkoneksi satu sama lain, untuk menyimpan dan membagi informasi.


7. Pemrograman ulang sel
Eksperimen ngeri ilmuwan untuk jadikan manusia layaknya robot.

seorang profesor bernama Juan Carlos Izpisua Belmonte, dani Salk Institute di California, adalah orang yang punya ide untuk memprogram ulang sel agar berhenti menua. Sang profesor menyatakan bahwa penuaan ternyata tak berlangsung satu arah. Penuaan memiliki 'kelenturan' yang jika dikelola dengan baik, penuaan bisa dibalik. Percobaannya untuk memprogram ulang sel adalah dengan mengubah sel tersebut menjadi seperti sel induk, sel universal yang hadir dalam embrio yang dalam berubah jadi tiap sel dalam tubuh.

Percobaan ini dilakukan pada tikus dewasa yang mengalami progeria, atau penuaan dini yang juga bisa menyerang manusia. Setelah melakukan program ulang sel, sistem kardiovaskular dan berbagai organ lain seperti pankreas dan juga jaringan otot tetap berfungsi dengan baik. Yang lebih mencengangkan, tikus ini akan hidup 30 persen lebih lama dan tidak akan mengembangkan sel kanker.

Ketika dilakukan kepada tikus dewasa yang sehat tanpa penyakit, hal yang sama juga terjadi.

Hal ini menjadi sebuah harapan bagi manusia untuk meninggikan angka harapan hidup bagi manusia untuk lebih produktif. Bahkan menurut sang Profesor, jika berhasil dikembangkan untuk manusia, angka harapan hidup manusia bisa meninggi hingga umur 108 tahun. Yang jadi masalah adalah, hal ini masih kontroversial.

Menurut penulis jurnal ini, Alejandro Ocampu, memang reprogram sel ini bisa membuat sel terlihat lebih muda. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah sel ini mampu benar-benar menyebabkan proses peremajaan pada individu tersebut. Prediksi mereka, mengubah sel tubuh dalam jumlah besar untuk menjadi sel induk, bisa membuat berbagai kegagalan organ, yang berujung kematian.







Sumber : merdeka.com


https://www.merdeka.com/teknologi/7-eksperimen-ngeri-ilmuwan-untuk-jadikan-manusia-layaknya-robot.html

Related Posts

No comments:

Post a Comment