Sah, YouTube tak bisa jadi alat propaganda terorisme lagi
Ilustrasi ISIS. ©2014 Merdeka.com |
YouTube sempat jadi salah satu platform dalam tumbuh kembangnya terorisme. Hal ini dikarenakan kemudahan melakukan propaganda hanya dengan menyebarkan konten video di anak perusahaan Google tersebut.
Namun setelah 'memberantas' ribuan video terkit terorisme beberapa waktu yang lalu, YouTube makin kencang melawan ekstremis dan teroris di platformnya. Karena pada Kamis (20/7) kemarin, YouTube mengumumkan bahwa jika ada yang mencari video dengan kata kunci tertentu yang terkait ekstremisme dan terorisme, YouTube akan menampilkan playlist video yang memiliki pesan anti terorisme.
Seperti yang dilansir dari The Verge, strategi ini disebut 'Redirect Method' atau 'Metode Pengalihan.' Tujuannya adalah untuk menjangkau orang-orang yang beresiko mengalami radikalisasi setelah berjam-jam menonton video propaganda teroris di YouTube.
Strategi ini dijalankan oleh Jigsaw, anak perusahaan dari Alphabet, yang juga berkolaborasi dengan startup anti-terorisme yang berbasis di London, Moonshot CVE. Kerjasama ini dilakukan untuk membuat daftar video yang terkurasi dengan baik, yang bisa secara langsung melawan dan menghapus kepercayaan ekstrem dan radikal.
YouTube pun akan memantau proyek ini. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur secara pasti seberapa banyak konten ini terlibat dalam pengaksesan konten ekstrem dan radikal. Metode pengalihan ini sudah diuji coba, dan dalam uji coba pertamanya tercatat kalau ada 320.000 lebih orang yang menonton 116 video yang dikurasi YouTube untuk melawan ekstremisme. Total, semua video itu telah dimainkan selama setengah juta menit, atau 8.300 jam lebih. [idc]
Sumber : merdeka.com
https://www.merdeka.com/teknologi/sah-youtube-tak-bisa-jadi-alat-propaganda-terorisme-lagi.html
No comments:
Post a Comment